Implikasi Hukum Transaksi Jual Beli Tanah yang Tidak Melibatkan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

Pardamean Sihombing(1), Eddy Sambuaga(2), Diana R.W Napitupulu(3),


(1) Universitas Kristen Indonesia Jakarta
(2) Universitas Kristen Indonesia Jakarta
(3) Universitas Kristen Indonesia Jakarta

Abstract


Land sale and purchase transactions are a form of land rights transfer that is legally regulated in Indonesian legislation, particularly in Government Regulation No. 24 of 1997 concerning Land Registration. One of the requirements for the validity of land rights transfer is the creation of a deed by a Land Deed Official (PPAT). However, in practice, there are still land sale and purchase transactions that do not involve a PPAT, which are only carried out privately between the parties. This study aims to analyze the legal implications of such transactions, both in terms of the validity of the transfer of rights, the strength of evidence, and the potential for legal disputes in the future. The research method used is normative juridical with a legislative approach and case studies. The results of the study show that land sale and purchase transactions that do not involve a PPAT do not have formal legal force to be registered with the land office, thus potentially causing legal uncertainty and ownership disputes. In addition, buyers are also in a vulnerable position because they do not have valid administrative proof of ownership. Therefore, the parties need to understand the applicable legal procedures so that land rights can be recognized and protected by law.


Keywords


Land Sale And Purchase; PPA;, Authentic Deed; Legal Implications; Transfer Of Rights

Full Text:

PDF

References


Apriandra, D., & Priyono, H. (2025). Aspek hukum peralihan hak atas tanah tanpa akta PPAT di Indonesia. Jurnal Hukum dan Kebijakan Agraria, 12(1), 55–68.

Arthur, D., Pratama, F., & Yusuf, A. (2024). Praktik jual beli tanah tanpa akta PPAT dan dampaknya terhadap kepastian hukum di Indonesia. Jurnal Hukum dan Masyarakat, 12(3), 201–215.

Arthur, J., Prasetyo, H., & Lestari, R. (2024). Legal consequences of informal land sale transactions in Indonesia. Jurnal Hukum dan Pembangunan, 54(2), 112–128.

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. (2021). Laporan tahunan sengketa pertanahan tahun 2021. Jakarta: BPN RI.

Creswell, J. W. (2018). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches (5th ed.). SAGE Publications.

Effendi, R. (2014). Hukum pertanahan Indonesia: Prinsip dan praktik pembuatan akta PPAT. Jakarta: Kencana.

Harsono, B. (2005). Hukum agraria Indonesia: Sejarah pembentukan undang-undang pokok agraria, isi, dan pelaksanaannya. Jakarta: Djambatan.

Harsono, B. (2022). Hukum agraria Indonesia: Sejarah pembentukan, isi, dan pelaksanaannya. Jakarta: Djambatan.

Hukum, R., Siregar, M., & Putri, D. (2025). Efektivitas penegakan hukum pertanahan di Indonesia: Analisis terhadap praktik jual beli tanah bawah tangan. Jurnal Reformasi Hukum dan Sosial, 9(1), 55–70.

Hukum, R., Santoso, A., & Wijaya, D. (2025). Peran PPAT dalam menjamin kepastian hukum transaksi jual beli tanah di Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum dan Pembangunan, 9(2), 101–114.

Ibrahim, J. (2020). Metodologi penelitian hukum normatif dan empiris. Bayumedia Publishing.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [KUHPerdata]. (Burgerlijk Wetboek).

Moleong, L. J. (2021). Metodologi penelitian kualitatif (Edisi revisi). Remaja Rosdakarya.

Nasution, B. J. (2022). Hukum pertanahan dan agraria di Indonesia. Rajawali Pers.

Rahardja, P., & Manurung, M. (2021). Teori ekonomi mikro: Suatu pengantar. Jakarta: LPFE Universitas Indonesia.

Satrio, J. (2018). Hukum perikatan: Perjanjian pada umumnya. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Silitonga, D., Sihombing, F., & Hutabarat, M. (2024). Strengthening land registration through digital transformation: Lessons from Indonesia. Indonesian Journal of Law and Society, 5(1), 45–62. https://doi.org/10.1016/ijls.2024.05.005

Silitonga, P., Naibaho, E., & Surbakti, R. (2024). Digitalisasi sistem pertanahan sebagai solusi untuk mencegah praktik jual beli tanah ilegal. Jurnal Hukum Agraria dan Kebijakan Publik, 7(2), 88–102.

Soekanto, S. (2019). Pengantar penelitian hukum. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Soekanto, S., & Mamudji, S. (2018). Penelitian hukum normatif: Suatu tinjauan singkat. RajaGrafindo Persada.

Soemitro, R. H. (1990). Metodologi penelitian hukum dan jurimetri. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2019). Metode penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Alfabeta.

Sutedi, A. (2010). Peralihan hak atas tanah dan pendaftarannya. Jakarta: Sinar Grafika.

World Bank. (2022). State-owned enterprises in emerging markets: Balancing performance and public policy goals. Washington, D.C.: The World Bank.

Wulandari, R. (2024). Analisis yuridis terhadap sengketa peralihan hak tanah akibat jual beli tanpa akta PPAT. Jurnal Hukum Agraria dan Pertanahan, 8(1), 66–79.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah.




DOI: https://doi.org/10.34007/jehss.v8i2.2836

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS)

Publisher: Mahesa Research Center

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International Public License